lagu ini punya sejarah yang cukup panjang, pertama diciptakan sejak tahun 2015 hanya sebuah intro gitar sederhana namun ditolak band nya saat itu, lalu menemukan lirik dari sebuah cerita nyata pada tahun 2018 dan merekam demo pada tahun 2019, produksi dengan alat seadanya dan merilisnya secara mandiri. Dance on Fire pernah di review oleh podcast indie luar negeri bernama Avaliveradio pada tahun 2020.
Dance on Fire sebenarnya adalah mengambil plot cerita sebelum lagu N for Nothin’, problem quarter life crisis saat seseorang masih punya ambisi dan impian setinggi-tingginya. Berusaha keluar dari zona nyaman, mencari tantangan, dan melawan ketakutan. Istilah dari Dance on Fire adalah menari diatas api yang artinya menikmati penderitaan, menikmati tantangan sulit kehidupan. Lagu ini berfokus pada perspektif seseorang yang sedang asik-asiknya berjuang dan bahkan tidak menyadari bahwa dia terluka sedalam itu, terus berjuang dan kadang dimanfaatkan orang lain. Namun orang ini tetap bekerja keras menikmati setiap proses dan perjuangannya. Terinspirasi dari perjuangan seseorang yang memperjuangkan hubungan dan meminta kekasihnya untuk tetap tinggal, bahkan disaat dia sudah ditinggalkan dan juga effort yang terlalu keras yang akhirnya terkesan memaksakan diri untuk mengejar impian dan sesuatu yang diinginkan.
Dengan gabungan piano dan ketukan drum perkusi seperti disko yang mengajak pendengar untuk berjoget ria namun dengan suasana cukup sendu dan gelap karena pengambilan chord dan nada minor yang kental dengan fingerstyle guitar delay yang menusuk hati. dan diakhiri dengan strings dan drum yang ditambah dengan tepuk tangan, sebuah part lagu untuk bernyanyi bersama. Semua proses produksi Dance on Fire mulai dari dari take vocal, gitar, synthesizer, strings, ambience, sampai mixing mastering semuanya dilakukan mandiri oleh Mighfar Suganda di rumahnya, kecuali satu instrument yaitu bass, dibantu oleh Yosan Aponno, additional bassist yang selalu setia dan support kemanapun Mighfar Suganda manggung, yang juga bassist dari band Redwine.
Uniknya mini album ini berisikan 2 track yang punya vibes berkebalikan dan kontras, berdurasi cukup panjang yaitu 11 menit 10 detik. Album ini bisa dikatakan medley dari lagu-lagu seperti Metadeathverse, Dance on Fire, dan Drown Eyes, namun memberikan atmosfer lain dan versi alternatif apabila semua lagu digabungkan dan punya urutan cerita lengkap dan baru.
About Author
You may also like
-
Menyikapi Problematika Lewat Single “Runtuh Tepat Waktu” dari Figura Renata
-
Menerima Diri Sendiri melalui Single Baru
Alrisk berjudul Innerself. -
The Grovvs, Alternative Pop Band Asal Magelang Merilis ” When I Was 21″
-
Savegigs Vol.4 Membuka Pagelaran Gigs di Bandung
-
IRAMAPEKAN INI : Bimasakti. feat Vernanda Djibril – PUN